Halaman

Senin, 15 November 2010

Another love story - M.D.S part 2

“Tnttt.. Tntt,...”
Jean meraba-raba meja sambil masih berada di 2 dimensi antara dimensi mimpi dan dimensi kehidupan nyata. HP-nya bergetar dan memaksa jiwanya untuk masuk kembali ketubuhnya, dengan malas dan mata terkantuk-kantuk akhirnya Jean dapat meraih handphonenya.

“Haloo ?”
“Jean, ini Louis. Maaf membangunkanmu pagi-pagi..” terdengar suara dari seberang.
Jean membuka matanya selebar-lebarnya, ia tersenyum allu matanya berbinar-binar, “Louis ? I really miss you ! Dimana kamu sekarang ?”
“Aku ada di Paris, maaf aku tak bisa ikut padamu pada misi kali ini. Hari ini pukul 12 kamu harus berangkat ke Indonesia bersama kakak barumu. Sekarang masih pukul 8, kau masuh punya 4 jam untuk bersiap2. Mungkin kau akan mlama di Indonesia, bawa secukupnya tak perlu terlalu banyak, beli saja kalau kurang.” Terdengar nada putus asa disana.
“Ayahmu tak membolehkan aku ikut, katanya ia disuruh akrab dulu denganmu. Jadi aku masih mengerjakan tugasku dulu disini.. Kamukerja yang benar yah..” lanjut pria bernama Louis itu dari seberang.
Jean mengangukkan kepalanya lalu tersenyum, “Baiklah. Kau juga kerja yang benar. Aku menunggumu..”

“Tok—took—tookkk” Jean baru saja mematikan handphonenya, beberapa saat kemudian ia mendengarketukan pintu, ia beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan ke arah pintu uutama kamarnya.

J tertawa jahil melihat Jean, baru disadari jean bahwa ia sangat kacau. Rambuutnay tak beraturan, mukanya terlihat sangat pucat dan tidak fresh. Buru-buru ia berbalik menuju kamar mandi untuk cuci muka dan menyisir rambut.

J masuk kedalam kamar mandi menyusul Jean, “Tak perlu buru-buru begitu. Aku hanya ingin memberitahumu bahwa nanti jam 12 kita harus ke Indonesia. Kita akan lama dis...”

“Ya..ya..aku tau” jawab Jean sambil mengeringkan wajahnya dnegan handuk.
“Tumben kamu mengetuk pintu, biasanya kau akan menyelonong masuk..”
J berkacak pinggang, “Kakakmu ini sopan, setiap kali selalu mengetuk. Tapi kamu saja yang tak mendengar.”
“Iya..iya.. Kakak uda sarapan ?”
“Belum, aku baru selesai mandi. Mandilah dulu, aku akan menunggumu sambil mempersiapkan barang-barangmu. Aku akan memanggil Bi Maria untuk membantumu mengepak barang”
Terdengar Jean menggumam, lalu mengusir J pergi. J pun pergi dan beberapa saat kemudian ia mendengar suara deras air mengalir.

.......

“Bi, berikan aku beberapa pakaian formal dan santai. Aku tidak ingin setiap saat menggunakan dandanan umur 20an ! Dan tolong bewakan beberapa komik dan majalah.” Kata Jean sambil menaburkan sedikit bedak ke wajahnya dan juga mengoles lip-gloss ke bibirnya.

“Sudah, non. Sekarang non cepat turun, tuan muda sudah menunggu anda dari tadi..”
“Ya ampun! Hampir aku lupa, ya uda bi.. Turun ya..” Jean buru-buru menyambar prada putih nya dan berlari menggunakan hak tinggi dan tebal 20 CM ke lift untuk ke lantai 4 ketempat kakak angkatnya berada...

.........

“Jean ! Kenapa kau begitu lama ? Aku sangat lapar, kau tau ???”
“Maaf, okay ? Kau memarahiku begitu akan membuat kita menghabiskan makanan hanya untuk bertengkar ! Ayo kita makan saja sekarang !” Jean menarik kursi dan duduk tepat disebelah kakaknya. Mereka berdua dalam goodmood pagi ini, saling bercanda dan bertukar pikiran sambil menyantap makanan kesukaan mereka adalah hal yang paling disukai Jean saat ini..

“Jadi bagaimana, apakah kau siap ke Indonesia ? Aku kira kita perlu panggil translater...” kata J sambil mengunyah omeletnya. Jean menatap kakaknya sesaat lalu tersenyum lalu memasukkan makanan kedalam mulutnya..

“Tak perlu, apakah kau tidak tau bahwa adikmu ahli dalam bahasa Indonesia juga jepang, mandarin, serta korea ?”
“Benarkah ? Aku tak menyangka... Ternyata adikku terlalu pandai..” canda J sambil mengusap-ngusap kepala Jean yang kahirnya menghancurkan tatanan rambut Jean yang sudah rapi.
Jean sebenarnya berniat untuk memerahi kakaknya itu, tapi Jean membungkam mulutnya karena entah kenapa sampai sekarang ia masih tak bisa mengatur detak jantungnya..

“Kenapa kau ?” tanya J tiba-tiba karena dari tadi Jean hanya diam dan sendok yang harusnya dartadi masuk kedalam mulut jean ternyata berhenti tepat didepan mulut Jean karena Jean tadi sedang berpikir. Ketika Jean sadar bahwa ia dalam posisi konyol, ia kaget dan akhirnya menumpahkan sendok itu kebajunya sendiri..

“Jean, apa yang kamu lakukan !” J panik dan langsung mengambil sapu tangan untuk membersihkan baju Jean, Jean pun panik dan secara langsung ia bertatapan mata-dengan mata. Sekejap mata mereka bertemu, masing-masing terdiam dan tak dapat berkata-kata.

“Ehem.. Saya pikir hubungan kakak dan adik tidak seperti itu.”
J dan Jean, keduanya tersadar mereka melihat kearah sura itu datang. Mereka melihat ayah mereka sedang berdiri didepan pintu bersama tangan kanannya, Josh.

“Maaf, ayah “ kata J dan Jean bersamaan sambil berdiri dan menunduk.
“Jean, cepat ganti bajumu. Itu menjijikan. Josh, panggil pelayan untuk membersihkan meja dan menyiapkan makanan baru. Aku tidak ingin makan ditempat yang kotor.”

Muka Jean memerah, air matanya sudah muncul dipelupuk matanya. Ia segera berdiri dan berlari kearah pintu, “Ayah tak ingat punya putri yang manja” Jean berhenti, awalnya ia ingin menangis di kamarnya. Namun ternyata kata-kata itu menghancurkannya, ia menangis dan langsung berlari ke lift.

J beridri ingin mengejar Jean, “Dan Saya juga tidak mengingat punya anak yang begitu baik dengan adiknya. Bukannya kau adalah orang yang dingin sepertiku.”

J berhenti ditempatnya, ia tersadar akan perbuatan yang diluar kendalinya, Entah mengapa ingin sekali menghapus air mata Jean danmenghiburnya. Tapi ia tau itu akan jadi masalah dari semua rencananya. Ia pun hanya diam dan tiba-tiba tatapannya menjadi tajam dan serius seperti tatapan pertama kali yang dilihat Jean, tatapan membenci dan penderitaan, tatapan pertahanan dan tatapan kehampaan yang membunuh, persis seperti tatapan ayah Jean..

.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar